Kabupaten Jombang Jawa Timur adalah kota yang
dijuluki sebagai kota santri karena di Jombang terdapat pondok pesantren yang terkenal. Pondok pesantren tersebut yaitu yang bernama pondok pesantren Tebu
Ireng. Pondok pesantren ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari, ayah
dari KH. Wahid Hasyim atau yang disebut dengan Gus Dur (presiden Indonesia yang
ke-4). Karena Gus Dur itu juga yang membuat Pondok pesantren di Jombang tersebut terkenal. Jombang juga memiliki
beragam kebudayaan lokal yang membedakan dengan wilayah lain di Pulau Jawa
yaitu terdapat kesenian tradisional Tari Bantengan. Masyarakat Jombang menyebutnya
hanya dengan nama Bantengan atau Jaranan. Bantengan pada dasarnya mirip dengan
kesenian jaranan atau kuda lumping. Terdapat seorang penari utama yang dibantu
beberapa penari lainnya dan penari utama tersebut bisa kesurupan.
Di Jombang
terdapat makanan khas yang terkenal yaitu salah satunya adalah makanan
kiki. Kikil
merupakan salah satu bagian dari sapi yang memiliki banyak penggemar. Kikil
diambil dari bagian kaki sapi. Kikil banyak ditemukan pada bagian pembungkus
kaki dan jari-jari. Tekstur dari kikil itu sendiri adalah kenyal berwarna putih
transparan. Rasanya yang nikmat membuat sebagian besar masyarakat ketagihan
dibuatnya. Sebagian kikil masih mengandung sedikit tulang lunak sehingga ketika
Anda memakannya ada bagian yang bisa langsung digigit, ada pula yang agak
sedikit keras. Dan juga ada kecap ikan cap ikan dorang yang sangan terkenal
enak.
Di jombang juga terdapat tempat yang terkenal yaitu :
Alun alun jombang
terdapat di kota Jombang itu sendiri. Sebagai kawasan terbuka untuk
umum, lokasi alun-alun sering kali dipilih sebagai tempat penyelenggaraan acara
yang menghadirkan ribuan massa. Selain itu, setiap malam terdapat banyak
masyarakat yang berkunjung karena alun alun jombang terdapat banyak lokasi wisata kuliner dan mainan anak anak.
Air
Terjun Tretes jombang
Air Terjun Tretes merupakan air terjun tertinggi di Jawa Timur dan sangat indah dengan dua aliran air terjun sekaligus yang mengalir ke bawah. Air terjun ini memiliki ketinggian 158 meter, terletak di ketinggian 1250 meter di atas permukaan air laut dan merupakan hulu sungai Sumber Watu Bonakah.
Air Terjun Tretes merupakan air terjun tertinggi di Jawa Timur dan sangat indah dengan dua aliran air terjun sekaligus yang mengalir ke bawah. Air terjun ini memiliki ketinggian 158 meter, terletak di ketinggian 1250 meter di atas permukaan air laut dan merupakan hulu sungai Sumber Watu Bonakah.
Air terjun ini terletak di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soeryo di
Gunung Jurug Guah dalam komplek Gunung Anjasmoro (2277 m), dimana kawasan ini
merupakan kawasan hutan lindung yang masih terjaga keaslian dan keindahan
alamnya. Secara geologis kawasan ini merupakan batuan hasil gunung api
kuarter tua. Pada kawasan ini terdapat aliran sungai yang merupakan sambungan
dari air terjun tersebut, sehingga untuk kebutuhan air di kawasan ini dapat terpenuhi
dengan baik. Curah hujan di kawasan ini berkisar 5.856 mm/th. Sedangkan suhu
rata-rata 24 ° C.
Terletak di Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Fasilitas atau bangunan penunjang kegiatan wisata air terjun hanya terdapat beberapa warung pada ujung jalan batu yang melalui wilayah Kabupaten Kediri. Sarana pendukung lainnya pada umumnya masih bersifat alami. Selain itu tidak adanya area parkir kendaraan sehingga harus menitipkan kendaraan pada warga sekitar dengan bayaran beberapa rupiah
Gereja Mojowarno
Terletak di Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Fasilitas atau bangunan penunjang kegiatan wisata air terjun hanya terdapat beberapa warung pada ujung jalan batu yang melalui wilayah Kabupaten Kediri. Sarana pendukung lainnya pada umumnya masih bersifat alami. Selain itu tidak adanya area parkir kendaraan sehingga harus menitipkan kendaraan pada warga sekitar dengan bayaran beberapa rupiah
Gereja Mojowarno
Gereja
Kristen Jawi Wetan Mojowarno, merupakan gereja Kristen Jawi Wetan tertua di
Indonesia yang di bangun pada tahun 1845 dan menjadi pusat perkembangan ajaran
agama Kristen di Mojowarno dan sekitarnya. Gereja Mojowarno ini mendapat
renovasi pertamanya pada 24 Januari, 1879 dan resmi dibuka kembali pada 3
Maret, 1881. Dari hal ini, banyak yang berpendapat bahwa gereja ini baru
dibangun pada tahun 1881, padahal keberadaannya sudah lama ada.
Gereja ini
berarsitekturkan gaya neo gothic a la Eropa dan masih berdiri dengan kokoh
melawan waktu untuk terus menjadi sebuah bait bagi kemuliaanNya. Sebagai
penyesuaian budaya, gereja gothic inipun menambahkan ornamen-ornamen budaya
lokal Jawa, seperti beberapa ukiran Jawa di bagian altar dan relief tulisan
Jawa kuno di pallete bangunan dan pintu gerbang masuk gereja.
Dengan
adanya akulturasi budaya dalam arsitekturalnya, masyarakat lokal menjadi merasa
berada di rumah sendiri dan juga bisa menarik kunjungan dari mereka yang ingin
melihat keagungan rumah Tuhan ini.
Makam
K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wachid Hasyim jombang
KH Hasyim Asy'ari adalah satu lagi
tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Beliau adalah pendiri
Organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU). KH Hasyim
Asy'ari merupakan tokoh yang karismatik dan berpengetahuan luas serta merupakan
figur nasional yang juga turut membesarkan NU di Indonesia.
Keturunan langsung dari KH Hasyim Asy'ari adalah juga figur yang pasti dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia, yaitu, KH Abdurrahman Wahid, yang juga mantan presiden Indonesia yang telah wafat. Selain itu, KH. Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai penasihat Budi Utomo dalam perjuangannya melawan penjajahan. Lokasinya berada di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, di dalam kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng.
Keturunan langsung dari KH Hasyim Asy'ari adalah juga figur yang pasti dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia, yaitu, KH Abdurrahman Wahid, yang juga mantan presiden Indonesia yang telah wafat. Selain itu, KH. Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai penasihat Budi Utomo dalam perjuangannya melawan penjajahan. Lokasinya berada di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, di dalam kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar